Rabu, 03 Februari 2010

ARTI SPIRITUALITAS

Coba kita perhatikan, apa yang membedakan orang sukses dengan orang yang gagal? Anda mungkin sudah tahu perbedaannya! Tapi marilah coba kita telusuri dari sisi dasar dari 'potensi dasar manusia' yang merupakan anugrah dari Allah SWT.
Manusia diberi potensi berupa rasa butuh terhadap hal-hal yang 'mengenyangkan' fisiknya dan 'menentramkan' jiwanya. Rasa lapar butuh akan makan, rasa haus butuh akan minum. badan yang letih dan loyo perlu istirahat. Terkadang kita musti buang hajat. Itu semua untuk memenuhi kebutuhan akan fisik. Pada sisi lain, manusia butuh rasa kasih sayang baik dengan sesama maupun lawan jenis, yang merupakan perwujudan dari naluri 'mempertahankan jenis manusia'. Manusia butuh 'status sosial', juga mencintai hal-hal yang ingin dimilikinya berupa harta benda. Potensi ini oleh ahli jiwa, Muhammad Muhammad Ismail dalam bukunya al Fikrul Islamy, diberi nama naluri 'mempertahankan diri'. Naluri yang terakhir yang menjadi fitrah setiap penciptaan adalah naluri 'beragama', dimana setiap insan akan merasa tenang dan tentram kalau sudah beribadah kepada Sang Pencipta.

Manusia sukses adalah manusia yang berhasil memenuhi semua kebutuhan fisik dan kebutuhan naluriahnya secara benar, yaitu mengikuti aturan yang datang dari Dzat Yang Maha Sempurna yaitu Allah SWT. Manusia yang gagal adalah manusia yang memenuhi kebutuhan fisik dan kebutuhan naluriahnya dengan aturan yang dia bikin sendiri, alias memperturutkan hawa nafsunya. Nafsu memang mengajak manusia kepada kesenangan, tapi kesenangan semu dan kesenangan sesaat, setelah itu ... jiwa manusia yang fitri meronta.